Beranda | Artikel
Muqaddimah - Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al-Badr)
Senin, 11 Desember 2017

Bersama Pemateri :
Syaikh `Abdurrazzaq bin `Abdil Muhsin Al-Badr

Muqaddimah – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman (التوضيح والبيان لشجرة الإيمان), sebuah kitab buah karya Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh: Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr

Status program kajian kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman: Telah Selesai. 

Ringkasan Muqaddimah – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman

Sesungguhnya diantara perkara yang paling mulia, diantara tujuan terbesar adalah perkara iman. Yang mana iman adalah sebuah perkara yang dengannya Allah subhanahu wa ta’ala menciptakan makhlukNya. Dimana Rabbul ‘alamin menciptakan jin dan manusia untuk mewujudkan hakikat iman tersebut. Dan seorang hamba akan mampu mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan iman tersebut. Seorang hamba akan mendapatkan ridho Allah subhanahu wa ta’ala dengan keimanan tersebut. Dan dengan perkara iman, seorang hamba akan mendapatkan derajat yang sangat tinggi disisi Allah subhanahu wa ta’ala.

Maka perlu diketahui bahwa tingkatan atau derajat seorang hamba di surga Allah subhanahu wa ta’ala nanti tergantung kepada imannya. Permisalan keimanan pada jiwa seorang hamba bagaikan permisalan pohon yang baik. Yang memiliki akar yang kokoh yang tertancap kedalam tanah, serta memiliki cabang yang menjulang tinggi keatas langit. Lalu pohon tersebut membuahkan berbagai macam buah yang bermanfaat bagi umat manusia. Pohon tersebut membuahkan makanan pada setiap waktu dan berfungsi untuk kebaikan umat manusia.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّـهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ ﴿٢٤﴾ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّـهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ ﴿٢٥﴾

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Q.S Ibrahim [14]: 24-25)

Maka permisalan keimanan pada ayat yang mulia di atas adalah permisalan yang sangat agung yang dibuat oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Al-Qur’an dalam rangka menjelaskan betapa mulianya iman. Dan telah diketahui bersama bahwasannya diantara faidah dari adanya permisalan dalam Al-Qur’an adalah agar Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan perkara yang sifatnya maknawi menjadi perkara-perkara yang seolah dilihat dengan langsung.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pada suatu ketika pernah didatangkan kepada beliau beberapa potong kurma. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memakan beberapa potong kurma kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمًا لأَصْحَابِهِ « أَخْبِرُونِى عَنْ شَجَرَةٍ مَثَلُهَا مَثَلُ الْمُؤْمِنِ . فَجَعَلَ الْقَوْمُ يَذْكُرُونَ شَجَرًا مِنْ شَجَرِ الْبَوَادِى. قَالَ ابْنُ عُمَرَ وَأُلْقِىَ فِى نَفْسِى أَوْ رُوعِىَ أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَجَعَلْتُ أُرِيدُ أَنْ أَقُولَهَا فَإِذَا أَسْنَانُ الْقَوْمِ فَأَهَابُ أَنْ أَتَكَلَّمَ فَلَمَّا سَكَتُوا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « هِىَ النَّخْلَةُ .

“Suatu hari, Rasulullah bersabda kepada para sahabatnya, ‘Kabarkanlah kepadaku tentang sebuah pohon yang perumpamaannya seperti seorang mukmin?’ Maka para sahabat pun menyebutkan jenis-jenis pohon di lembah-lembah. Ibnu Umar berkata, ‘Terlintas dalam benakku untuk menjawab pohon kurma, tetapi aku segan menjawabnya karena banyak para sahabat yang lebih tua dariku’. Tatkala para sahabat diam, Rasulullah bersabda, ‘Pohon itu adalah pohon kurma’.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Syaikh Abdurrazzaq menjelaskan bahwa pohon kurma adalah sebuah pohon yang memiliki keistimewaan. Diantara keistimewaan pohon kurma tersebut adalah:

  • Memiliki akar yang sangat kokoh menancap kedalam tanah.
  • Pohon kurma, cabangnya menjulang tinggi ke atas langit.
  • Buahnya sangat lezat untuk dimakan.
  • Senantiasa berbuah pada setiap waktu.
  • Buahnya bisa dimakan dalam bentuk ruthab (kurma yang masih basah).
  • Buahnya juga bisa disimpan sepanjang tahun dalam bentuk tamar (kurma kering).

Dari permisalan yang agung di atas, dapat diambil faidah bahwa perumpamaan iman seorang mukmin bagaikan perumpamaan pohon kurma tersebut.

Menit ke [22:21]

Segala puji bagi Allah subhanahu wa ta’ala yang telah menanamkan pohon-pohon keimanan di dalam hati hamba-hamba pilihanNya. Dan Allah subhanahu wa ta’ala yang menyirami, memberikan gizi pohon keimanan tersebut dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat, dengan pengetahuan yang benar yang bersumber dari Allah dan RasulNya shallallahu ‘alaihi wa sallam serta dengan senantiasa berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala disepanjang siang dan malam. Allah telah menjadikan pohon iman tersebut membuahkan hasilnya dan memberikan keberkahannya kepada seorang mukmin disepanjang waktunya.

Syaikh  As-Sa’di rahimahullah mengatakan, “kitab ini adalah sebuah kitab yang mencakup pembahasan-pembahasan tentang masalah iman. Yang mana pembahasan tentang iman adalah pembahasan yang paling penting didalam agama seseorang. Diantara pokok yang paling penting didalam kebenaran dan keyakinan, dan aku ambil pembahasan tersebut dari kitab Allah ‘Azza wa Jalla yang cukup bagi seorang mukmin tatkala dia mau mempelajari Al-Qur’an sebagai pegangan untuk mewujudkan hakikat iman secara benar. Serta aku ambil pembahasan dalam kitab ini dari sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senantiasa berjalan beriringan dengan Al-Qur’an, menafsirkan Al-Qur’an, memperinci hal-hal yang dijelaskan secara global dalam Al-Qur’an. Pertama, aku awali risalah ini dengan menjelaskan tentang makna dan hakikat iman. Kedua, aku jelaskan di dalam risalah ini, pokok-pokok keimanan serta perkara-perkara yang merupakan sumber kekuatan iman seorang hamba. Ketiga, aku sebutkan faidah-faidah dan buah-buah keimanan yang berjalan beriringan dengan pokok-pokok di atas.”

Syaikh Abdurrazzaq menjelaskan tentang muqaddimah di atas, “hal ini merupakan muqaddimah yang sangat baik, dimana tatkala seseorang mendengar apa yang beliau bawakan di dalam muqaddimah ini, maka tercakup di dalamnya bagi Allah subhanahu wa ta’ala serta dia akan mampu memahami kandungan dari risalah yang beliau bawakan. Dan ini diantara perkara yang sangat bagus didalam memberikan muqaddimah. Didalam risalah ini, penulis mengumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan pohon-pohon keimanan yang sangat penuh dengan keberkahan. Pohon-pohon keimanan yang Allah subhanahu wa ta’ala tanamkan kedalam hati hamba-hamba pilihanNya. Tidak diragukan lagi, ditanamkannya iman di dalam hati seorang hamba, merupakan nikmat terbesar, anugrah termuliah yang Allah berikan kepada seorang hamba. Dan ini merupakan nikmat yang paling mulia tatkala Allah subhanahu wa ta’ala dengan kemurahannya menanamkan hati kedalam hati seorang hamba pohon keimanan.”

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwasannya ketika seorang muslim tatkala mengambil aqidahnya, mengambil masalah imannya, harus mengambil kepada sumber rujukan yang benar, yang selamat. Karena banyak diantara manusia tatkala mereka berbicara tentang masalah iman, mereka mengambil sumber rujukan dari perkara-perkara yang menyimpang. Sebagian dari manusia mengambil dari hawa nafsu atau percobaan-percobaan mereka atau juga berdasarkan kisah-kisah dan hikayat-hikayat yang tidak ada kebenarannya, atau bersandar kepada mimpi-mimpi tertentu. Seorang hamba tidak mungkin imannya selamat melainkan tatkala dia membangung keimanannya diatas Al-Qur’an dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Sebagaimana pohon memiliki akar, maka iman memiliki akar. Akar pohon menancap kuat ke dalam tanah, maka akar pohon keimanan menancap kuat kedalam hati seorang mukmin. Pohon keimanan memiliki enam pokok yang merupakan akar-akar keimanan di dalam hati seorang muslim. Yaitu:

  • Beriman kepada Allah
  • Beriman kepada malaikat-malaikat Allah
  • Beriman kepada kitab-kitabNya
  • Beriman kepada Rasul-RasulNya
  • Beriman kepada hari akhir
  • Beriman kepada takdir Allah subhanahu wa ta’ala baik takdir yang baik ataupun takdir yang buruk

Perlu dipahami bahwa sebagaimana pohon memiliki cabang dan ranting, begitupula pohon keimaman didalam hati seorang hamba, memiliki cabang dan ranting. Apa cabang dan ranting pohon keimanan? Yaitu setiap amal-amal kebaikan, setiap ketaatan-ketaatan seorang hamba, setiap ibadah-ibadah seorang hamba, setiap perkara yang akan mampu mendekatkan seorang hamba kepada Allah subhanahu wa ta’ala. semua masuk kedalam kategori cabang-cabang bagi pohon keimanan tersebut. Dan sebagaimana pohon memiliki buah, begitu pula pohon keimanan yang akan mampu mengeluarkan buahnya. Akan mampu mengeluarkan faidah-faidahnya, keberkahan-keberkahannya, tatkala pohon tersebut benar-benar hidup di dalam hati seorang mukmin. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.“(Q.S An-Nahl [16]:97)

Simak Penjelasan Lengkap dan Downlod MP3 Ceramah Agama – Muqaddimah – Kitab At-Taudhih Wal Bayan Li Syajaratil Iman

Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/29411-muqaddimah-taudhih-wal-bayan-li-syajaratil-iman-syaikh-prof-dr-abdurrazzaq-al-badr/